Perawan Tua - Kisah Pengorbanan Atas Nama Cinta

Jumat, 14 Februari 2025 09:12 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Perwawan Tua
Iklan

Kim Lian yang begitu mencintai seorang pemuda, rela untuk menyerahkan kekasihnya kepada perempuan lain yang lebih dicintai oleh kekasihnya.

Judul: Perawan Tua

Judul Asli: Prawan Toea (Bahasa Melayu)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penulis: Ong Khing Han

Penterjemah: Rita Nuryanti

Tahun terbit: 2021 (terbit pertama 1930)

Penerbit: Balai Bahasa Provinsi DIY

Tebal: vi + 86

ISBN: 978-623-5677-00-2

 

Novel ini pendek saja. Hanya 86 halaman. Kisahnya pun sederhana. Ceritanya mengalir kronologis dan tidak bercabang-cabang. Meski singkat dan sederhana ceritanya, novel ini mampu menggambarkan sifat-sifat manusia. Khususnya manusia Tionghoa.

Perawan Tua adalah terjemahan dari novel ”Prawan Toea” karya Ong Khing Han. Novel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Melayu tahun 1930. Prawan Toea juga sempat diterjemahkan ke dalam Bahasa Jawa oleh R. Soenarna Siswarahardja pada tahun 1938. Di tahun 2021, dengan difasilitasi oleh Balai Bahasa Provinsi DIY, novel ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Rita Nurhayati. Rita Nurhayati menterjemahkan edisi Bahasa Jawa ke dalam Bahasa Indonesia.

Kisahnya berkisar pada Kim Lian, anak tunggal dari juragan Kwee Liong Tjwan yang jatuh cinta kepada King Hok. King Hok adalah pemuda miskin yang bekerja pada toko milik Liong Tjwan. Kim Lian berwajah dan berperawakan kurang menarik. Wajahnya tidak cantik. Badannya gemuk. Sebagai anak tunggal orang kaya, Kim Lian berperilaku kasar dan sering merendahkan mereka yang tidak kaya.

Meski berwajah tidak menarik dan berperilaku kasar, Kim Lian sangat sayang kepada King Hok. Kim Lian sangat yakin bahwa cintanya akan terbalas karena kekayaan dan perilaku yang penuh perhatian kepada King Hok. Di awal novel ini Ong Khing Han menggambarkan betapa Kim Lian penuh perhatian kepada pegawai ayahnya tersebut.

King Hok adalah seorang pemuda miskin yang bekerja di toko Kwee Liong Tjwan. Liong Tjwan sangat menyukai King Hok karena King Hok adalah seorang pegawai yang sangat cerdas, tekun dan rajin bekerja. Liong Tjwan bahkan sudah merencanakan untuk mengangkat King Hok sebagai Kuwasa I (manager?) dari tokonya, dan menyerahkan pengelolaan bisnis kepada King Hok saat Liong Tjwan pensiun dan King Hok menikah dengan Kim Lian.

Cerita menjadi seru saat keponakan Liong Tjwan yang bernama Ing Nio hadir di rumah Liong Tjwan. Ing Nio yang terusir dari rumahnya di Jombang dan kemudian tinggal bersama keluarga Liong Tjwan.

Ong Khing Han membuat cerita semakin menarik melalui pertemuan-pertemuan tidak sengaja antara Ing Nio dengan King Hok. Pertemuan-pertemuan tak sengaja ini menimbulkan benih-benih cinda diantara keduanya.

Tahu bahwa cintanya kepada King Hok tak akan berhasil Ing Nio memutuskan untuk meninggalkan rumah Liong Tjwan. Sepeninggal Ing Nio, hubungan Kim Lian dengan King Hok bukannya semakin mesra tapi malah semakin renggang. King Hok yang sudah terlanjur jatuh cinta kepada Ing Nio malah jatuh sakit.

Bagaimana tanggapan Kim Lian setelah tahu bahwa King Hok sampai harus sakit gara-gara cintanya terpisahkan dari Ing Nio? Di sinilah Ong Khing Han menunjukkan bahwa seorang yang berperilaku kasar dan suka meremehkan orang lain ternyata bisa menjadi seorang yang berubah. Kim Lian memutuskan untuk mencari Ing Nio demi cintanya kepada King Hok. Kim Lian rela untuk tidak menikah dengan King Hok demi membahagiakan King Hok yang benar-benar mencintai Ing Nio. Kwee Liong Twjan sampai berkomentar:  ”hatimu kaku, bicaramu keras seperti Batari Durga, ternyata punya kesabaran seperti Puntadewa dan kesucian seperti bidadari.” Di sinilah Khing Han menunjukkan kekuatan cinta.

Satu lagi yang menarik dari novel ini adalah budaya Tionghoa yang kuat dipegang. Misalnya tentang kepercayaan kepada suhu. Khing Han memasukkan adegan dimana keluarga Ing Nio bertanya kepada suhu tentang nasip masa depannya. Dikatakan bahwa Ing Nio akan mengalami masa-masa sulit. Namun kalau Ing Nio tabah menjalani, ia akan mendapatkan hidup yang sejahtera, Memang hidup Ing Nio menghadapi banyak kesulitan. Ia ditinggal mati oleh ibunya. Ayahnya menikah lagi. Setelah ayahnya mati, Ing Nio malah diusir oleh ibu tirinya. Saat ia tinggal di rumah pamannya (Kwee Liong Tjwan, ia malah jatuh cinta kepada calon suami sepupunya. Ing Nio terpaksa pergi dari rumah pamannya untuk menghindari cinta. Namun ketabahan membuat Ing Nio berhasil menikah dengan King Hok dan hidup bahagia. Pasangan Ing Nio dengan King Hok direstui oleh Kim Lian dan keluarganya. Mereka hidup damai dan bahagia sebagai keluarga. 900

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler